Rabu, 04 Mei 2016

Hasil Wawancara Tokoh Agama (Islam); Pentingnya Menjaga Kerukunan Antara Umat Beragama Untuk Menjaga Keutuhan NKRI dan Melangsungkan Pembangunan Nasional















Kelas           : LE21
Tanggal        : 15 April 2016
Dosen          : Ch. Megawati Tirtawinata, M.M.
Narasumber : Ustad Abu Rizki
Lokasi          : Masjid Binus Anggrek


Anggota yang hadir:

  •        Azaria Rahmawati Yulista – 1801401602
  •       Chairil Adiputra – 1801432803
  •       Christelle Emmanuella – 1801378700
  •       Felicia Virginia Japri – 1801374160
  •       Yenni Lim – 1801382515


Wawancara tokoh agama dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah CB: Agama serta untuk memenuhi jam sosial dikarenakan adanya kendala dalam melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar, oleh karena itu tugas wawancara tokoh agama ini dilakukan.
Wawancara kami laksanakan pada hari Jumat tanggal 15 April 2016  dengan narasumber (tokoh agama) yaitu Ustad Abu Rizki yang merupakan seorang ustad di Masjid Binus Anggrek.

Berikut dialog wawancara yang kelompok kami lakukan:

Apa peranan agama Islam dalam membangun perdamaian dunia?
Dalam membangun perdamaian dunia, harus melakukan pengkajian keIslaman, dan kajian-kajian tersebut harus sampai ke semua umat Islam, karena banyak umat Islam yang tidak benar-benar menjalankan ajaran agama Islam (Islam KTP), sehingga wajar jika ajaran Islam tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari karena individu tersebut tidak tahu apa itu Islam, oleh karena itu sebaiknya mengikuti kajian-kajian keIslaman yang ada. 

Ceritakan mengenai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat (dengan agama lain):
Sesungguhnya Islam mengajarkan kebaikan, jika ilmu Islam sudah sampai ke masing-masing individu, pasti individu tersebut akan menjalankan toleransi terhadap perbedaan agama. Adanya kegiatan anarkis antar umat beragama disebabkan oleh adanya unsur manusiawi biasa, tidak ada kaitan dengan ajaran agama, karena agama Islam mengajarkan kebaikan, bagaimana toleransi yang baik, dan cara berinteraksi yang baik antar umat beragama. Islam mengajarkan toleransi yang baik dalam kondisi bukan peperangan. Namun, manusianya saja yang tidak menjalankan ajaran agama tersebut, karena pada dasarnya semua agama mengajarkan toleransi.

Apa yang harus dilakukan agar kerukunan antar umat beragama terpelihara dengan baik?
Sebagai umat Islam, harus mengikuti kajian Islam. Sebagai umat Nasrani,  mengikuti ajaran Nasrani. Demikian pula dengan agama lain. Namun semua tergantung individu masing-masing, mau mengikuti ajaran agamanya atau tidak. Jika ajaran agamanya diikuti, pasti dapat tercipta toleransi.

Hasil Wawancara Tokoh Agama (Katolik); Pentingnya Menjaga Kerukunan Antara Umat Beragama Untuk Menjaga Keutuhan NKRI dan Melangsungkan Pembangunan Nasional


Kelas           : LE21
Tanggal        : Kamis, 7 April 2016
Dosen          : Ch. Megawati Tirtawinata, M.M.
Narasumber : Romo Servi Fangohoi, MSC.
Lokasi          : Gereja Katolik Santo Andreas, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Anggota Yang Hadir:
  •        Azaria Rahmawati Yulista – 1801401602
  •       Chairil Adiputra – 1801432803
  •       Christelle Emmanuella – 1801378700
  •       Felicia Virginia Japri – 1801374160
  •       Yenni lim – 1801382515

Wawancara tokoh agama dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah CB: Agama serta untuk memenuhi jam sosial dikarenakan adanya kendala dalam melakukan sosialisasi kartu jakarta pintar, oleh karena itu tugas wawancara tokoh agama ini dilakukan.
Wawancara kami laksanakan pada hari Kamis tanggal 7 April 2016 dengan narasumber (tokoh agama) yaitu Romo Servi Fangohoi, MSC yang merupakan salah satu romo di paroki gereja Katolik Santo Andreas

Berikut dialog wawancara yang kelompok kami lakukan:

Apa peranan gereja dalam membangun perdamaian dunia?
Gereja selalu mendorong dalam tindakan juga melalui pernyataan-pernyataan moral untuk membangun perdamaian, himbauan untuk membangun perdamaian pada umat Katolik disampaikan melalui surat gembala yg diterbitkan setiap tahun untuk memberikan semangat dan dorongan kepada umat katolik untuk selalu menyadari dirinya sebagai warga gereja dan juga warga negara. Orang katolik harus membangun hidupnya, tanggung jawabnya, membangun segala sesatu, dan juga membangun negara ini sehingga dia menjadi seratus persen warga negara indonesia dan juga warga gereja Katolik.
Peran gereja itu tidak hanya melalui himbauan tetapi juga melalui tindakan nyata seperti melalui dialog antar agama, membangun segala sesuatu fasilitas umum untuk masyarakat; melalui pernyataan-pernyataan seperti itu gereja turut menjaga perdamaian dan juga untuk memajukan kesejahteraan bagi semua orang.
Gereja tidak hanya mengurus hal-hal rohani namun juga duniawi, gereja selalu menunjukkan suara kenabiannya ketika ada sesuatu yg mengganggu kesejahteraan umum.

Ceritakan mengenai agama Katolik dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan gereja maupun bermasyarakat (dengan agama lain):
Sehari-hari di intern gereja, gereja selalu melakukan penyadaran dan pelatihan bagi anggotanya melalui berbagai kelompok, gereja mau menjalankan misi "ke dalam" untuk menyalurkan dan mewartakan nilai kerajaan Allah kepada anggotanya. Nilai kerajaan Allah ialah perdamaian, kebaikan, kebenaran, keadilan dan segala macam nilai-nilai yang baik (buah-buah roh) itulah yang ditanamkan di dalam hati dan pikiran umatnya melalui khotbah imam. 
Setiap orang katolik secara intern diajak untuk membangun hidupnya, dirinya menjadi berkat bagi orang lain (merupakan panggilan orang katolik) melalui kegiatan di dalam gereja, semua orang berusaha untuk melakukan segala kebaikan demi kebahagiaan orang lain.
Misi lainnya, dengan agama lain kita berusaha untuk membangun hidup baik dengan orang lain. supaya dalam kehidupan setiap orang Katolik itu orang lain juga merasakan kebahagiaan/sukacita karena dia mau menjadi berkat bagi orang lain.
Tanda nyata berkat bagi orang lain yaitu gereja berusaha untuk memberikan pelayanan teristimewa kesehatan dan pendidikan untuk warga masyarakat, tidak hanya untuk orang Katolik namun bagi semua orang, bagi siapa saja yang mau untuk merasakan pelayanan secara Katolik. 
Masih banyak karya pekerjaan lain yang dilakukan oleh gereja untuk membangun hubungan yang baik dengan agama lain. Penjelasan diatas menunjukkan gereja turut serta untuk memikirkan bahkan melakukan hal-hal untuk menciptakan perdamaian antar umat beragama.

Apa yang harus dilakukan agar kerukunan antar umat beragama terpelihara dengan baik?
Pertama, di dalam kehidupan bersama sikap yang paling pantas dibangun untuk orang beriman adalah kerendahan hati. kerendahan hati itu akan menjadi jiwa untuk bisa bertemu dan berdialog dengan orang lain, harus melihat bahwa dalam agama lain itu ada percikkan-percikkan kebenaran yang menjadi keyakinan agama mereka. Tanpa kerendahan hati maka tidak ada dialog yang baik di dalam hidup beragama.
Kedua, dalam membangun kerjasama antar umat beragama jangan menonjolkan doktrin, karena doktrin agama berbeda antar satu dengan yang lain. Kalau sudah berbeda maka itu tidak bisa didamaikan karena menyangkut keyakinan, maka dialog antar agama sepatutnya jangan membawa doktrin dari agama masing-masing.
Ketiga, kita hanya mampu untuk menjaga kerukunan antar beragama kalau di dalam hati kita masing-masing ada niat baik untuk selalu juga menciptakan perdamaian di dalam diri kita, di dalam agama kita dan di dalam lingkungan kita. Sehingga orang lain di lingkungan kita dinggap sebagai sesama bukan sebagai ancaman. Ketika kita melihat orang lain sebagai ancaman maka hilanglah yang dinamakan dialog.
Terakhir, kerukunan antar umat beragama hanya bisa dijaga kalau setiap agama bisa berdialog untuk memerangi musuh bersama yaitu kemiskinan. Tuhan tidak pernah membuat kita menjadi miskin, tidak pernah merancang kehidupan kita untuk menjadi hancur. Apabila kemiskinan, pergaulan bebas, narkoba, dll menjadi musuh dari setiap agama, maka kita akan bersama-sama berjuang dengan semangat dan tekad yang sama untuk membangun generasi Indonesia, mengembalikan kejayaan warga indonesia "the religious people" dalam tindakan nyata.

Jangan ada perbedaan antara kata dan perbuatan, jangan sampai ada kesenjangan diantara kedua hal tersebut. Kita berharap bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan begitu banyak keragaman juga bisa menjadi contoh dari pemeliharaan hidup beragama apabila semua agama mau membangun dialog pada tataran kehidupan yang sudah dijelaskan di atas.

Sabtu, 23 April 2016

CB: Agama; Kunjungan Pertama (Perizinan) Sosialisasi KJP - Bersama TFI




Kelas           : LE21
Tanggal        : Kamis, 24 Maret 2016
Dosen          : Ch. Megawati Tirtawinata, M.M.
Lokasi         : SMK Al-Kautsar, Jalan Jemb Selatan No 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Anggota Yang Hadir:

  •        Azaria Rahmawati Yulista – 1801401602
  •       Chairil Adiputra – 1801432803
  •       Christelle Emmanuella – 1801378700
  •       Felicia Virginia Japri – 1801374160
  •       Yenni lim – 1801382515
Chairil - Felicia - Yenni - Azaria - Christelle

Pada tanggal 10 Maret, 2016 kami mendaftar melalui website TFI ( Teach For Indonesia) untuk melaksanakan sosialisasi KJP (Kartu Jakarta Pintar) ke sekolah-sekolah yang telah terdaftar sebagai Sasaran Sosialisasi KJP. Keesokan harinya kami mendapatkan sekolah yang ingin kami datangi yaitu, SMK Al-Kautsar yang berada di Jalan Jemb Selatan No 6, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. Ternyata ada salah satu kelompok dari kelas lain yang mendapat SMP Al-Kautsar. Setelah kami berdiskusi, ternyata sekolah tersebut satu yayasan.

Pada tanggal 24 Maret 2016, Setelah terlebih dahulu menelpon ke pihak sekolah tentang program sosialisasi KJP, untuk mendapat kejelasan dengan pihak sekolah kami dengan cara langsung datang kesana tanpa memberikan janji terlebih dahulu kami berangkat bersama-sama ke SMP dan SMK Al-Kautsar. Setibanya disana adapun kendala yang kami hadapi yaitu kami tidak bisa menemui Kepala Sekolah dari SMP dan SMK Al-Kautsar, hanya ada beberapa guru dan guru piket yang berhasil kita temui.

Proses Perundingan/Perizinan

Setelah memberikan surat jalan dan berunding dengan pihak guru piket, kami mendapat izin untuk membicarakan perizinan sosialisasi KJP. Berasama dua orang guru, kami ditanyakan mengenai program yang ingin kami lakukan ke Sekolah Al-Kautsar dan menerangkan sedikit informasi untuk apa dan bagaimana Sosialisasi KJP. Akhirnya, perizinan untuk sosialisasi KJP selesai karena siswa/i akan melaksanakan Ujian Akhir sampai bulan Mei mendatang. Sehubungan dengan pelaksanaan ujian tersebut maka kami tidak bisa melaksanakan sosialisasi KJP, dikarenakan deadline pelaporan yang berakhir juga pada bulan Mei. 

Berikut gambar surat jalan yang kami berikan ke pihak sekolah.